Keanekaragaman Hayati

Keanekaragaman Hayati - Sobat niscaya menyadari betul ada aneka macam macam jenis binatang dan tumbuhan yang berbeda antara satu dengan lain. Perbedaan tersebut lah yang secara sederhana sanggup dikatakan sebagai keanekaragaman hayati. Nah pada kesempatan kali ini akan mencoba menghadrikan klarifikasi lengkap mengenai Keanekaragaman Hayati. Semoga bermanfaat. Check this out!!!

A. Pengertian Keanekaragaman Hayati

Di lingkungan sekitar kita banyak sekali jenis-jenis tumbuhan dan hewan. Jika kita perhatikan dengan saksama, ternyata setiap jenis makhluk hidup yang ada di sekitar kita mempunyai ciri tersendiri, mencakup variasi ukuran, bentuk, jumlah, dan warna yang berbeda-beda sehingga terbentuklah keanekaragaman makhluk hidup yang disebut keanekaragaman hayati. Di dalam keanekaragaman hayati tersebut, makhluk hidup sejenis akan mempunyai ciri-ciri yang sama, sedangkan makhluk hidup antarjenis yang berbeda mempunyai ciri yang beraneka ragam pula.

"Setiap sistem lingkungan mempunyai keanekaragaman yang berbeda. Keanekaragaman hayati ditunjukkan, antara lain, oleh variasi bentuk, ukuran, jumlah (frekuensi), warna, dan sifat-sifat lain makhluk hidup, sedangkan keseragaman ialah ciri yang sama yang terdapat dalam satu spesies."

B. Keanekaragaman di Indonesia

Keanekaragaman hayati di Indonesia termasuk dalam golongan tertinggi di dunia, jauh lebih tinggi daripada di Amerika dan di Afrika yang sama-sama beriklim tropis, apalagi kalau dibandingkan dengan negara yang beriklim sedang dan dingin. Persebaran keanekaragaman makhluk hidup di Indonesia terletak di antara zona Oriental, zona Australasia, serta zona Peralihan sehingga mempunyai keunikan tersendiri.

  1. Zona Oriental (Wilayah Barat Indonesia)
    Zona Oriental mencakup wilayah barat Indonesia, yaitu Kalimantan, Sumatra, Jawa, dan Bali yang terdapat hutan hujan tropik yang didominasi oleh pohon dari famili Dipterocarpaceae. Famili Dipterocarpaceae merupakan tumbuhan tertinggi, membentuk kanopi hutan, dan menghasilkan biji bersayap. Tumbuhan yang termasuk famili Dipterocarpaceae, antara lain kayu kruing (Dipterocarpaceae), kayu meranti (Shorea spp), kayu kapur (Dryobalanops aromatica), dan kayu garu (Gonystylus bancanus), sedangkan tumbuhan hutan hujan tropik dicirikan dengan kanopi rapat dan banyak tumbuhan yang memanjat (liana) ibarat pohon mangga (Mangifera indica), pohon durian (Durio zibethinus) dan pohon suku (Artocarpus).

    Jenis-jenis binatang pada zona ini mempunyai kemiripan dengan jenis binatang di Benua Asia yang terdiri atas banyak species Mamalia berukuran besar ibarat gajah, banteng, badak, dan harimau dan terdapat aneka macam jenis monyet ibarat orang utan, bekantan, tarsius, dan loris hantu.

  2. Zona Australasia (Wilayah Timur Indonesia)
    Zona Australasia mencakup wilayah timur Indonesia, yaitu Maluku dan Papua. Pada zona ini terdapat hutan dengan pohon-pohon yang rendah dan berada di daerah datar ibarat matoa dan Ficus (famili beringin).

    Jenis-jenis hewannya mempunyai kemiripan dengan jenis binatang di Benua Australia, terdiri atas Mamalia berukuran kecil atau binatang berkantung ibarat kuskus, bandicot, oposum, dan kanguru jenis berkantung dan musang berkantung di Maluku cuilan timur dan Irian Jaya. Jenis burungnya mempunyai bermacam-macam warna ibarat burung cendrawasih yang terdapat banyak di Papua dan sedikit di Maluku. Daerah di wilayah Indonesia Timur populer sebagai dunia burung. Ada 28 jenis burung berbulu, contohnya burung cendrawasih, kakaktua berjambul, dan kasuari.

  3. Zona Peralihan (Wilayah Tengah Indonesia)
    Zona peralihan merupakan wilayah yang terdapat keanekaragaman hayati berasal dari zona Oriental dan zona Australasia. Zona ini mencakup wilayah tengah Indonesia, yaitu Sulawesi dan Nusa Tenggara. Pada wilayah ini terdapat pohon eukaliptus dan binatang oposum yang lebih ibarat dengan tumbuhan dan binatang dari zona Australasia.

    Selain itu, di Indonesia cuilan tengah terdapat binatang khas Indonesia, contohnya anoa (mirip lembu dan hidup liar) di Sulawesi, babirusa dengan taring panjang dan melengkung terdapat di Sulawesi dan Maluku cuilan barat, biawak komodo sisa fauna purba di Pulau Komodo, burung maleo yang sangat langka terdapat di Sulawesi dan Kepulauan Sangihe.

C. Faktor Timbulnya Keanekaragaman Hayati

Mengapa terjadi keanekaragaman hayati? Ada dua faktor penyebab terjadinya keanekaragaman, yaitu faktor keturunan atau faktor genetik dan faktor lingkungan. Faktor keturunan disebabkan oleh adanya gen yang akan menawarkan sifat dasar atau sifat bawaan. Namun, sifat bawaan terkadang tidak muncul (tidak tampak) lantaran faktor lingkungan. Faktor bawaan sama, tetapi lingkungannya berbeda, akan menjadikan sifat yang tampak menjadi berbeda. Karena adanya kedua faktor tersebut, muncullah keanekaragaman hayati.

Timbulnya keanekaragaman hayati yang disebabkan oleh faktor lingkungan dipengaruhi oleh:
  1. Iklim
    Unsur iklim sangat memilih aneka macam jenis keanekaragaman hayati. Unsur-unsur iklim yang menghipnotis kelangsungan hidup tumbuhan dan binatang ialah temperatur, udara, kelembapan angin, dan curah hujan.
  2. Faktor Relif Tanah
    Relief tanah ialah tinggi rendahnya permukaan bumi diukur dari permukaan laut. Ketinggian di suatu tempat sanggup menghipnotis temperatur dan tekanan udara, demikian pula jenis-jenis tumbuhan dan hewan.
  3. Faktor Tanah
    Keadaan tanah di suatu tempat sangat kuat terhadap pertumbuhan aneka macam jenis tumbuhan. Tanah humus dan tanah vulkanis sangat baik untuk pertumbuhan tumbuhan lantaran mempunyai banyak unsur hara.

 Sobat niscaya menyadari betul ada aneka macam macam jenis binatang dan tumbuhan yang berbeda anta Keanekaragaman Hayati


D. Tingkat Keanekaragaman Hayati

Keanekaragaman hayati yang ada di dunia ini mencakup aneka macam variasi bentuk, ukuran, jumlah (frekuensi), warna, dan sifat-sifat lain dari makhluk hidup. Jadi, setiap sistem lingkungan mempunyai keanekaragaman masing-masing. Keanekaragaman tersebut berlangsung mulai dari tingkatan gen, jenis, hingga ekosistem.

Keanekaragaman hayati sanggup dibedakan menjadi tiga tingkat, yaitu keanekaragaman gen, keanekaragaman jenis, dan keanekaragaman ekosistem.

  1. Keanekaragaman Hayati pada Tingkat Gen
    Keanekaragaman pada tingkatan gen merupakan keanekaragaman yang paling rendah. Gen ialah faktor pembawa sifat yang terdapat di dalam kromosom. Kromosom terdapat di dalam inti sel. Keanekaragaman gen ditunjukkan, antara lain, oleh variasi bentuk dan fungsi gen.

    Gen ialah materi yang mengendalikan sifat atau karakter. Jika gen berubah, sifat-sifat pun akan berubah. Sifat-sifat yang ditentukan oleh gen disebut genotipe. Ini dikenal sebagai pembawaan.

    Perbedaan gen tidak hanya terjadi antarjenis. Di dalam satu jenis (spesies) pun terjadi keanekaragaman gen. Dengan adanya keanekaragaman gen, sifat-sifat di dalam satu spesies bervariasi yang dikenal dengan istilah varietas.

  2. Keanekaragaman Hayati pada Tingkat Spesies atau Jenis
    Keanekaragaman pada tingkat jenis terjadi lantaran adanya variasi dari spesies tersebut. Dalam urutan taksonomi, variasi terletak satu tingkat di bawah spesies.Keanekaragaman pada tingkat jenis terjadi lantaran adanya variasi dari spesies tersebut. Dalam urutan taksonomi, variasi terletak satu tingkat di bawah spesies.

    Pada tingkat taksonomi yang lebih tinggi, keanekaragaman jenis sanggup diamati dengan mudah. Di lingkungan sekitar sanggup dijumpai aneka macam jenis binatang dan tumbuhan. Di dalam satu famili rumput (Gramineae) sanggup dijumpai, di antaranya, rumput teki, padi, dan jagung. Di dalam golongan burung sanggup dijumpai, antara lain, angsa, ayam, merpati, kalkun, dan burung unta.

  3. Keanekaragaman Hayati pada Tingkat Ekosistem
    Keanekaragaman pada tingkat ekosistem terjadi akhir interaksi yang kompleks antara komponen biotik dengan abiotik. Interaksi biotik terjadi antara makhluk hidup yang satu dengan yang lain (baik di dalam jenis maupun antarjenis) yang membentuk suatu komunitas, sedangkan interaksi biotik-abiotik terjadi antara makhluk hidup dengan lingkungan fisik, yaitu suhu, cahaya, dan lingkungan kimiawi, antara lain, air, mineral, dan keasaman.

    Dengan beraneka ragamnya kondisi lingkungan dan keanekaragaman hayati, terbentuklah keanekaragaman ekosistem. Tiap-tiap ekosistem mempunyai keanekaragaman makhluk hidup tertentu pula. Misalnya, ekosistem padang rumput, ekosistem pantai, ekosistem hutan hujan tropik, dan ekosistem air laut. Tiap-tiap ekosistem mempunyai ciri fisik, kimiawi, dan biologis tersendiri. Flora dan fauna yang terdapat di dalam ekosistem tertentu berbeda dengan tumbuhan dan fauna yang terdapat di dalam ekosistem yang lain.

E. Peran Keanekaragaman Hayati Terhadap insan

Di muka bumi ini, tidak ada satu pun makhluk hidup yang sanggup hidup sendiri, termasuk manusia. Dalam hidupnya, insan selalu membutuhkan makhluk hidup lain, contohnya insan akan membutuhkan pasangan hidup dari jenisnya, insan juga sangat membutuhkan tumbuhan dan binatang sebagai sumber makanan atau materi tempat tinggalnya, dan masih banyak peranan tumbuhan dan binatang bagi kehidupan manusia.

Beraneka ragam jenis tumbuhan dan binatang mempunyai peranan penting dalam kehidupan manusia, antara lain, sebagai sumber pangan, sumber sandang, materi bangunan untuk tempat tinggal, sumber pendapatan, sumber plasma nutfah, sumber materi obat-obatan, sumber keilmuan, dan keindahan.

F. Peran Manusia Terhadap Keanekaragaman Hayati

Keanekaragaman hayati yang ada di permukaan bumi ini bukanlah sesuatu yang bersifat kekal, artinya setiap ketika sanggup mengalami perubahan, terutama dalam hal jumlahnya.

Perubahan keanekaragaman hayati sebagian besar disebabkan oleh kegiatan manusia, peristiwa alam, maupun seleksi alam. Apabila kegiatan insan sanggup mengakibatkan berkurangnya keanekaragaman hayati disebut merugikan, sebaliknya kalau kegiatan insan sanggup meningkatkan keanekaragaman hayati disebut menguntungkan.

Jumlah keanekaragaman hayati akan terus berkurang disebabkan oleh kegiatan insan yang bersifat merugikan, contohnya pembukaan hutan, pengurukan lahan basah, pertambangan, pencemaran lingkungan, dan seleksi alam.

Aktivitas insan yang menguntungkan keanekaragaman hayati ialah kegiatan insan yang sanggup meningkatkan jumlah keanekaragaman hayati, ibarat penghijauan, penangkaran, perkawinan silang, dan dukungan alam.

G. Upaya Konservasi Keanekaragaman Hayati

Konservasi sumber daya alam hayati ialah pengolahan sumber daya alam hayati yang pemanfaatannya dilakukan secara bijaksana untuk menjamin kesinambungan persediaannya dengan tetap memelihara dan meningkatkan kualitas keanekaragaman dan nilainya.

Konservasi sumber daya alam hayati dan ekosistemnya menjadi tanggung jawab pemerintah serta masyarakat. Konservasi sumber daya alam hayati dan ekosistemnya dilakukan melalui beberapa kegiatan, yaitu dukungan sistem penyangga kehidupan yang merupakan satu proses alami aneka macam unsur hayati dan nonhayati yang menjamin kelangsungan kehidupan makhluk, pelestarian keanekaragaman jenis tumbuhan dan satwa beserta ekosistemnya serta pemanfaatan secara lestari sumber daya alam hayati dan ekosistemnya.

Berikut di bawah ini ialah jenis-jenis uapaya konservasi hayati:

  1. Hutan Lindung
    Hutan lindung ialah tempat hutan alam yang mempunyai fungsi pokok sebagai dukungan sistem penyangga kehidupan untuk mengatur tata air, mencegah banjir, mengendalikan erosi, mencegah intrusi air laut, dan memelihara keseburan tanah. Hutan lindung sanggup dalam bentuk cagar alam, taman nasional, suaka margasatwa, taman hutan raya, hutan wisata, dan wanawisata.

  2. Kawasan Suaka Alam Laut dan Perikanan
    Lautan ialah daerah yang mewakili ekosistem khas di lautan maupun perairan lainnya yang merupakan habitat alami yang menawarkan tempat maupun dukungan bagi perkembangan keanekaragaman tumbuhan dan satwa yang ada. Contoh Taman Laut Bunaken di Sulawesi Utara.

  3. Kebun Raya
    Kebun raya merupakan kumpulan tumbuh-tumbuhan yang ditanam hidup di suatu tempat yang berasal dari aneka macam daerah. Keberadaan kebun raya bertujuan untuk pendidikan, ilmu pengetahuan, konservasi lahan, dan sekaligus sebagai objek wisata. Contoh Kebun Raya Bogor di Jawa Barat, Kebun Raya Purwodadi di Jawa Timur.

Semoga artikel tersebut di atas wacana Keanekaragaman Hayati sanggup bermanfaat bagi sahabat sekalian. Apa bila ada dari sahabat yang menemukan kesalahan baik berupa penulisan maupun pembahasan dari klarifikasi di atas, mohon kiranya kritik dan saran yang membangun untuk kemajuan bersama. Terima kasih. ^^ Maju Terus Pendidikan Indonesia ^^
Buat lebih berguna, kongsi:
close